Entri Populer

Jumat, 03 Juni 2011

Sejarah Kesultanan Banjar

Awal Masuk dan Berkembangnya Islam di

 Kerajaan Banjarmasin Abad XVI-XVIII


       Kerajaan Banjarmasin merupakan kerajaan Islam pertama yang berkembang di Kalimantan Selatan. Agama Islam sangat besar pengaruhnya di KerajaanBanjarmasin baik di bidang sosial, budaya, pemerintahan, serta aspek-aspek kehidupan masyarakat yang lainnya. Pengaruh Islam yang dominan terhadap kehidupan di Kerajaan Banjarmasin itu salah satunya dipengaruhi oleh proses masuk dan berkembangnya agama Islam di Kerajaan Banjarmasin. Alasan pemilihan judul tersebut bahwa sampai saat ini belum ada kajian khusus yang membahas kedatangan Islam dan perkembangannya di Kerajaan Banjarmasin. Beberapa pembahasan dan penulisan mengenai sejarah Kerajaan Banjarmasin yang ada belum memberikan gambaran yang mendetail mengenai proses masuk dan berkembangnya Islam di Kerajaan Banjarmasin. Hal ini dirasa peneliti penting untuk dikaji  mengingat Kerajaan Banjarmasin adalah kerajaanIslam pertama yang berkembang di Kalimantan Selatan. Selain itu kurangnya perhatian terhadap sejarah lokal, membuat peneliti tergugah untuk menyumbangkan sebuah karya ilmiah yang diharapkan dapat memperkenalkan sejarah lokal di Banjarmasin pada khususnya   

Penelitian ini mencakup permasalahan sebagai berikut: (1) Bagaimana proses awal masuknya Islam di Kerajaan Banjarmasin pada Abad XVI ? dan (2) Bagaimana perkembangan Islam di Kerajaan Banjarmasin pada Abad XVI - XVIII ?. Adapun tujuan penelitian adalah untuk menjawab permasalahan tentang bagaimana proses awal masuk dan berkembangnya Islam di Kerajaan Banjarmasin. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang dilakukan dengan beberapa langkah antara lain heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi.

      Hasil penelitian menunjukkan bahwa awal masuknya pengaruh agama Islam di Banjarmasin pada abad ke XV  melalui jalur perdagangan. Pengaruh Islam ini dibawa oleh pedagang- pedagang muslim seperti Raden Paku. Pemeluk agama Islam pertama diperkirakan adalah golongan pedagang dan masyarakat yang tinggal di bandar-bandar pelabuhan yaitu orang-orang Melayu dan orang-orang Ngaju. Agama Islam resmi sebagai agama Kerajaan Banjarmasin pada abad ke XVI, yaitu pada tanggal 24 September 1526 melalui Kerajaan Demak. Penerimaan agama ini terjadi pada masa pemerintahan Pangeran Samudera yang kemudian bergelar Sultan Suriansyah. 
     Islam kemudian berkembang dengan pesat dibawah pemerintahan Sultan Suriansyah, perkembangan ini meliputi struktur organisasi pemerintahan, sosial budaya dan penyebaran pengaruh agama Islam ke wilayah kekuasaan Kerajaan Banjarmasin. Perkembangnya yang sama juga terjadi pada masa Sultan Tahmidullah II dengan berdirinya tempat pendidikan pengajian pertama. Mengenai bukti-bukti berkembangnya Islam di Kerajaan Banjarmasin dapat        di lihat dari peninggalan-peninggalan sejarah antara makam raja-raja Banjarmasin, peninggalan seni budaya seperti seni sastra dan seni arsitektur rumah adatBanjar yang dipengaruhi oleh unsur-unsur Islam. 
      Berdasarkan hasil penelitian tersebut,untuk peneliti selanjutnya disarankan agar melengkapi penelitian yang belum termuat dalam penelitian ini karena adanya keterbatasan dari peneliti.
     Kerajaan Banjar adalah kerajaan Islam di pulau kalimantan yang wilayah kekuasaannya meliputi sebagian besar daerah kalimantan pada saat sekarang ini. Pusat Kerajaan Banjar yang pertama adalah daerah di sekitar Kuin Utara (sekarang di daerah Banjarmasin) , kemudian dipindah ke martapura setelah keraton di Kuin dihancurkan oleh Belanda. Kerajaan ini berdiri pada september 1526 dengan Sultan Suriansyah (Raden Samudera) sebagai Sultan pertama Kerajaan Banjar. Kerajaan Banjar runtuh pada saat berakhirnya Perang Banjar pada tahun 1905. Perang Banjar merupakan peperangan yang diadakan kerajaan Banjar untuk melawan kolonialisasi Belanda. Raja terakhir adalah Sultan Mohammad Seman (1862 - 1905), yang meninggal pada saat melakukan pertempuran dengan belanda di puruk cahu

CIKAL BAKAL KERAJAAN BANJAR
     Kemunculan Kerajaan Banjar tidak lepas dari melemahnya pengaruh Negara Dahasebagai kerajaan yang berkuasa saat itu. Tepatnya pada saat Raden Sukarama memerintah Negara Daha, menjelang akhir kekuasaannya dia mewasiatkan tahta kekuasaan Negara Daha kepada cucunya yang bernama Raden Samudera. Akan tetapi, wasiat tersebut ditentang oleh ketiga anak Raden Sukarama yaitu Mangkubumi, Tumenggung dan Bagulung. Setelah Raden Sukarama wafat, Pangeran Tumenggung merebut kekuasaaan dari     Pewaris yang sah yaitu Raden samudera dan merebut tahta kekuasaan Negara Daha.
     Raden Samudera sebagai pihak yang kalah melarikan diri dan bersembunyi di daerah hilir sungai barito. Dia dilindungi oleh kelompok orang melayu yang menempati wilayah itu. Kampung orang melayu itu disebut kampung oloh masih yang artinya kampung orang melayu pimpinan Pati Masih. Lama kelamaan kampung ini berkembang menjadi kota banjarmasih karena ramainya perdagangan di tempat ini dan banyaknya pedagang yang menetap. Dalam pelarian politiknya, raden Samudera melihat potensi Banjarmasih dengan sumber daya manusianya dapat dijadikan kekuatan potensial untuk melawan kekuatan pusat, yaitu Negara Daha. Kekuatan Banjarmasih untuk melakukan perlawaann terhadap Negara Daha akhirnya mendapat pengakuan formal setelah komunitas melayu mengangkat Raden Samudera sebagai kepala Negara.
      Pengangkatan ini menjadi titik balik perjuangan Raden Samudera. Terbentuknya kekuatan politik baru di banjarmasih, sebagai kekuatan politik tandingan bagi Negara Daha ini menjadi media politik bagi Raden Samudera dalam usahanya memperoleh haknya sebagai Raja di Negara Daha, sedangkan bagi orang Melayu merupakan media mereka untuk tidak lagi membayar pajak kepada Negara Daha. 
     Setelah menjadi Raja di Banjarmasih, Raden Samudera dianjurkan oleh Patih Masih untuk meminta bantuan Kerajaan Demak. Permintaan bantuan dari Raden Samudera diterima oleh Sultan Demak, dengan syarat Raden Samudera beserta pengikutnya harus memeluk agama Islam. Syarat tersebut disanggupi Raden Samudera dan Sultan Demak mengirimkan kontingennya yang dipimpin oleh Khatib Dayan. Setibanya di Banjarmasih, kontingen Demak bergabung dengan pasukan dari Banjarmasih untuk melakukan penyerangan ke Negara Daha di hulu sungai Barito. Setibanya di daerah yang bernama Sanghiang Gantung, pasukan Bandarmasih dan Kontingen Demak bertemu dengan Pasukan Negara daha dan pertempuran pun terjadi. Pertempuran ini berakhir dengan suatu mufakat yang isinya adalah duel antara Raden samudera dengan Pangeran Tumenggung. Dalam duel itu, Raden Samudera tampil sebagai pemenang dan pertempuran pun berakhir dengan kemenangan banjarmasih.
     Setelah kemenangan dalam pertempuran, Raden Samudera memindahkan Rakyat Negara Daha ke Banjarmasih dan Raden Samudera dikukuhkan sebagai Kepala negaranya. Pembauran penduduk Banjarmasih yang terdiri dari rakyat Negara Daha, Melayu, Dayak dan orang jawa (kontingen dari Demak) menggambarkan bersatunya masyarakat di bawah pemerintahan Raden Samudera. Pengumpulan penduduk di banjarmasih menyebabkan daerah ini menjadi ramai, ditambah letaknya pada pertemuan sungai barito dan sungai martapura menyebabkan lalu lintas menjadi ramai dan terbentuknya hubungan perdagangan. Raden Samudera akhirnya menjadikan Islam sebagai agama negara dan rakyatnya memeluk agama Islam. Gelar yang dipergunakan oleh Raden Samudera sejak saat itu berubah menjadi Sultan Suriansyah. Kerajaan Banjar pertama kali dipimpin oleh Sultan Suriansyah ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar